Jumat, 14 September 2007

Belajar Dari Semut


Nabiyullah Suliman bin Daud Alaihissalam adalah satu-satunya Nabi yang dikarunia Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebuah kerajaan yang sangat besar. Tak ada bandingnya dan tak pernah diberikan kepada orang-orang sebelum dan sesudahnya. Disamping itu, beliau juga diberi karunia kemampuan untuk bercakap-cakap dengan binatang. "Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata:"Hai manusia, kami telah diberi segala sesuatu. Sesungguhnya(semua)ini benar-benar suatu karunia yang nyata. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan)".(QS.An-Naml:16-17). Alkisah, suatu ketika nabi Sulaiman memperhatikan dengan seksama aktifitas semut yang sedang sibuk mengumpulkan biji-biji gandum. Satu sama lain terlihat akrab. Sesekali mereka saling bertegur sapa. Akhirnya, terjadilah dialog Nabi Sulaiman dengan seekor semut. "Wahai semut! saya lihat kalian sangat rajin bergoto royong untuk mencari makan?", "begitulah yang mulia, sebab hamba yang lemah dan kecil ini tidak sanggup kerja sendirian. Hamba harus selalu berkerjasama untuk mengangkut biji-bijian yang besarnya melebihi tubuh hamba".Jawab sang semut. "Sesungguhnya berapa sih kebutuhan seekor semut pertahunnya terhadap biji gandum?" tanya Nabi Sulaiman penuh selidik. "Bagi kami,cukup enam biji gandum". Nabi Sulaiman agak terkejut.Betapa tidak,satu tahun atau lebih dari tiga ratus enam puluh hari, seekor semut hanya memerlukan enam biji gandum saja?. Untuk menjawab rasa penasaran itu timbul keinginan Nabi Sulaiman untuk melakukan eksperimen. Diambillah seekor semut dan diberinya bekal enam biji gandum. Kemudian dimasukkan dalam sebuah kotak kecil. Dibiarkannya semut itu dan tidak diusik sama sekali. Setelah setahun penuh,barulah kotak yang berisi seekor semut dan enam biji gandum tadi dibuka. Alangkah kagetnya Nabi Sulaiman, sebab di kotak tersebut sang semut masih menyisakan 3 butir biji gandum. "Wahai semut, sudah setahun lewat. Tapi mengapa kamu hanya memakan tiga biji gandum saja dan menyisakan tiga lainnya?", "Begini yang mulia. Dialam bebas, dimana hamba bebas untuk mencari makan sendiri, memang hamba mengabiskan enam biji gandum pertahunnya. Namun bagaimana dengan keadan hamba yang terbelenggu saat ini. Lagi pula siapa yang dapat menjamin bahwa dalam waktu satu tahun, tuan tidak lupa membuka kotak ini. Untuk itu sengaja hamba makan separuhnya dan menyisakan separuh lagi untuk berjaga-jaga",jawab sang semut. Mendengar jawaban tersebut. Nabi Sulaiman manggut-manggut. sebuah pelajaran telah diberikan oleh seekor semut.

Tidak ada komentar: